Di Bawah kibaran Sarung

24/05/2020 5 min
Di Bawah kibaran Sarung

Listen "Di Bawah kibaran Sarung"

Episode Synopsis

Di bawah kibaran sarung anak-anak berangkat tidurdi haribaan malam. Tidur mereka seperti tiduryang baka. Tidur yang dijaga dan disambangiseorang lelaki kurus dengan punggung melengkung,mata yang dalam dan cekung.“Hidup orang miskin!” pekiknyasambil membentangkan sarung.“Hidup sarung!” seru seorang perempuan,sahabat malam, yang tekun mendengarkan hujan.Lalu ia mainkan piano, piano tua, di dada lelaki itu.“Simfoni batukmu, nada-nada sakitmu,musik klasikmu mengalun merdusepanjang malam,” hibur perempuan itudengan mata setengah terpejam.Di bawah kibaran sarungrumah adalah kampung.Kampung kecil di mana kaubisa ngintip yang serba gaib:kisah senja, celoteh cinta,sungai coklat, dada langsat,parade susu, susu cantik,dan pantat nunggingyang kausebut nasib.Kampung kumuh di mana penyakit,onggokan sampah, sumpah serapah,anjing kawin, maling mabuk,piring pecah, tikus ngamukadalah tetangga.“Rumahku adalah istanaku,”kata perempuan itu sambil terusmemainkan pianonya, piano tua,piano kesayangan.“Rumahku adalah kerandaku,”timpal lelaki itu sambil terusmeletupkan batuknya, batuk darah,batuk kemenangan.Dan seperti kerandamencari penumpang,dari jauh terdengar suara andongmemanggil pulang.Kling klong kling klong.Di bawah kibaran sarungaku tuliskan puisimu,di rumah kecil yang dingin terpencil.Seperti perempuan perkasayang betah berjaga menemani kantuk,menemani sakit di remang cahaya:menghitung iga, memainkan pianodi dada lelaki tuayang gagap mengucap doa.Ya, kutuliskan puisimu,kulepaskan ke seberangseperti kanak-kanak berangkat tidurdi haribaan malam.Ayo temui aku di bawah kibaran sarung,di tempat yang jauh terlindung.(1999)Joko Pinurbo